
Gambar: IFL Science/Stratolaunch
Jakarta, tvrijakartanews - Siapa pun yang pernah terbang ke sisi lain planet ini telah menyadari bahwa titik biru pucat Bumi hanya kecil dalam ukuran kosmik. Bagi kebutuhan manusia, bola dunia itu besar, dan bahkan mesin terbang tercepat pun membutuhkan waktu yang lama. Di masa mendatang, penerbangan tersebut mungkin akan jauh lebih singkat jika perjalanan hipersonik menjadi kenyataan. Uji coba oleh perusahaan swasta Stratolaunch menunjukkan bahwa kemungkinan itu pasti ada.
Stratolaunch sudah memiliki Roc, yang dianggap sebagai pesawat terbesar di dunia yang beroperasi. Roc memiliki lebar sayap 117 meter (384 kaki) dan, bahkan saat kosong, pesawat berbadan ganda ini berbobot 226.796 kilogram (500.000 pon). Ini diperlukan untuk menghadirkan kendaraan uji Talon-A, yang telah menunjukkan kemampuan terbang supersonik dan kini hipersonik.
Sebuah pesawat terbang disebut supersonik jika bergerak lebih cepat daripada kecepatan suara di udara, yaitu sekitar 343 meter per detik (767 mil per jam, 1.235 kilometer per jam). Itulah yang dianggap Mach 1. Concorde, pesawat terbang supersonik Anglo-Prancis, dapat mencapai kecepatan tertinggi lebih tinggi daripada Mach 2, jadi lebih dari dua kali kecepatan suara.
Sebaliknya, wahana hipersonik harus bergerak pada kecepatan Mach 5 atau lebih tinggi, yaitu setidaknya lima kali kecepatan suara. Stratolaunch telah menunjukkan bahwa Talon-A2 dapat melakukannya. Pesawat bertenaga roket yang sama telah melakukan dua penerbangan hipersonik, satu pada bulan Desember dan satu dilaporkan minggu lalu. Wahana itu terbang di atas Pasifik sebelum mendarat secara otomatis di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California.
“Penerbangan ini merupakan kesuksesan besar bagi program kami dan bagi negara. Data yang dikumpulkan dari eksperimen yang diterbangkan pada penerbangan awal Talon-A kini telah dianalisis dan hasilnya sangat positif. Peluang untuk pengujian teknologi pada tingkat tinggi sangat berharga saat kami memacu laju pengujian hipersonik. Program MACH-TB senang dengan berbagai keberhasilan penerbangan sambil menantikan uji terbang mendatang dengan Stratolaunch,” kata Scott Wilson dari Stratolaunch dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari IFL Science.
Wilson adalah Manajer Program MACH-TB, Multi-Service Advanced Capability Hypersonic Test Bed. Stratolaunch, bermitra dengan perusahaan Leidos, mengembangkan ini untuk meningkatkan kecepatan pengujian untuk semua sistem hipersonik komersial, sesuatu yang telah didanai dengan murah hati oleh Pentagon.
Stratolaunch kini tengah mengembangkan kendaraan uji baru yang tidak memerlukan Roc untuk diluncurkan, tetapi akan dapat terbang dari 747 yang dimodifikasi. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kendaraan ini akan diuji pada beberapa bulan terakhir tahun 2025.